Dharmatula Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944
Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 jatuh pada hari ini, Kamis (3/3-2022). Dirayakan berdasar perhitungan Tilem Kesanga (IX) setiap tahun baru Saka, Nyepi dilaksanakan umat Hindu dengan berdiam diri di rumah dan tidak melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.
Berasal dari kata “sepi” yang berarti sunyi/senyap, Hari Raya Nyepi tidak dirayakan dengan pesta dan perayaan meriah. Hal ini dikarenakan makna dan tujuan utama Hari Raya Nyepi ialah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Meskipun dilakukan dalam bentuk berdiam diri, perayaan Hari Raya Nyepi di Indonesia memiliki rangkaian acara yang menarik untuk diketahui. Diawali dengan Upacara Melasti, upacara ini bertujuan sebagai upaya pembersihan segala kotoran, baik secara fisik maupun pikiran. Sebagaimana sesuai dengan arti kata Melasti yang tersusun atas dua kata, yaitu “Mala” yang bermakna kotoran dan “Asti” yang bermakna memusnahkan. Kemudian dilanjutkan dengan Tawur Agung dan Pengerupukan, sebuah ritual sehari sebelum Nyepi yang bertujuan untuk menyucikan alam semesta dan seisinya, serta meningkatkan keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan lingkungan, dan sesama manusia.
Rangkaian selanjutnya merupakan acara puncak, yakni Hari Raya Nyepi. Pada hari tersebut, seluruh umat Hindu tidak diperbolehkan melakukan segala bentuk aktivitas sehari-hari sebagai bentuk penyucian diri. Terdapat empat pantangan yang di laksanakan ketika Hari Raya Nyepi yang disebut dengan Catur Brata Penyepian, antara lain Amati Geni (tidak boleh menyalakan api); Amati Karya (tidak boleh beraktivitas, kecuali bertujuan untuk penyucian jiwa); Amati Lelungan (tidak boleh berpergian); dan Amati Lelanguan (tidak boleh bersenang senang).
Seluruh rentetan acara ditutup dengan Ngembak Geni. Berasal dari kata “Ngembak” yang berarti mengalir dan “Geni” yang berarti api, ritual ini dimaknai sebagai simbol dari Dewa Brahma, Sang Dewa Pencipta. Umumnya, ritual Ngembak Geni dilaksanakan pada pinanggal ping kalih di bulan ke-10 tahun Saka dengan mengunjungi tetangga atau sanak saudara untuk mesima krama sembari bermaaf-maafan. Ritual ini juga sebagai penanda berakhirnya perayaan Nyepi yang dilangsungkan pada tahun tersebut.
Penyesuaian dan Penerapan Protokol Kesehatan Pada Perayaan Nyepi
Tahun ini, Hari Raya Nyepi kembali dirayakan di tengah pandemi Covid-19 dan bahkan meningkatnya kasus dengan varian Omicron.
Berbagai kegiatan dan rangkaian acara dilakukan dengan menyesuaikan imbauan protokol kesehatan guna mengantisipasi timbulnya klaster baru Covid-19 pasca-perayaan.
Sejatinya, Hari Raya Nyepi memang sudah identik dengan perayaan yang sederhana dan penuh makna. Penyucian jiwa dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian adalah wujud kesederhanaan umat Hindu di Indonesia. Sebagaimana tujuan dari Hari Raya Nyepi sendiri ialah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). Walaupun masih dalam kemelut pandemi, semoga Nyepi tetap dapat dirayakan oleh umat Hindu di Indonesia dengan lancar dan khidmat.
Ketua PHDI Provinsi Banten, Ida Bagus Alit Wiratmaja SH MH mengatakan, untuk di Banten, perayaan Nyepi tahun ini mengambil tema: ‘MELALUI HARI RAYA NYEPI TAHUN 2022 KITA MULIAKAN ALAM UNTUK HARMONI DAN HARKAT MARTABAT KEMANUSIAAN”.
Sedangkan tema hari raya Nyepi secara nasional adalah: “AKTUALISASI NILAI TAT TWAM ASI DALAM MODERASI BERAGAMA MENUJU INDONESIA TANGGUH”.
Ketua Panitia Nyepi Provinsi Banten, Nyoman Sarya menjelaskan bahwa untuk upacara Melasti telah dilaksanakan hari Senin 28 Februari 2022 di Pantai Tanjung Pasir yg dihadiri oleh utusan umat terbatas dari enam Banjar se Banten. Upacara ini dipimpin oleh Ida Pandita Dharma Putra Paseban.
Sedangkan upacara Caru/Tawur Kesanga sesuai dengan petunjuk Ida Pedanda Gede Nabe Putra Sideman pada tgl 2 Maret 2022 juga dilaksanakan terbatas di masing-masing halaman Pura Kerta Jaya Tangerang, Pura Eka Wira Ananta Serang, Pura Parahyangan Jagad Guru BSD, Pura Mertasari Rempoa Tangsel, Pura Dharma Sidhi Ciledug dan Pura Bhuwana Raksati Tiga Raksa. **