PHDI Banten

Naskah Dharma Wacana Pujawali ke 57 Pura Kerta Jaya Tangerang

OM Swastyastu

OM Awighnam Astu Namo Sidham

OM Ano Badrah Kratuvo Yantu Wiswatah

OM Hyang Widhi semoga pikiran – pikiran yang baik datang dari segala penjuru

 

Ratu Pandita sane sampun meraga suci , yang disucikan sane banget wangiang tityang

Pinandita lanang istri sane banget wangiang tityang

Yth; Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Prov Banten bpk Sunarto

Ykh; Ketua PHDI Prov Banten atau yang mewakili

Ykh; Ketua PHDI Kab Tangerang

Ykh; Ketua banjar tangerang beserta jajaran pengurus

Ykh; Ketua Yayasan VKJ Bpk Ketut Jono

Ykh; Para ketua tempek,sub tempek sebanjar tangerang

Ykh; Para sesepuh,pinisepuh serta bapak ibu umat sedharma yang berbahagia

Ykb; Para pemuda generasi hindu yang tergabung dalam Permudhhita

 

Puja dan puji penuh rasa syukur kita panjatkan ring Ide Sang Hyang Widhi Wasa atas anugrah dan waranugrahaNya kepada kita semua sehingga kita pada hari ini dapat menghaturkan puja bhakti dengan penuh rasa tulus ikhlas itu semua karena berkat anugrahNya. Astungkare

 

Bapak ,ibu umat sedharma yang berbahagia

 

Sebelum tityang menyampaikan pesan dharma ijinkan tityang bercerita sedikit ;

Alkisah

“Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali dari pasar, sesampainya dirumah melihat ada tiga orang pria berjanggut  bertamu dan duduk di halaman rumahnya. Wanita itu tidak mengenalnya.

 

Wanita itu berkata ; Aku tidak anda tapi aku yakin anda semua pasti sedang haus dan lapar. Mari masuk kedalam,aku masih punya sesuatu untuk mengganjal perut.

 

Pria berjanggut itu balik bertanya ,apakah suamimu ada ?

 

Wanita itu menjawab ; Suami saya belum pulang dari sawah

 

O kalau begitu kami tidak ingin masuk.  Kami akan amenunggu sampai suamimu kembali.

 

Di waktu malam saat mereka hendak makan malam, sang istri menceritakan kejadian tadi pagi. Sang Suami awalnya bingung dengan kejadian tsb, lalu ia berkata pada istrinya, sampaikan pada meraka, aku telah kembali dan aku mengundang mereka masuk sekaligus makan malam bersama.

 

Wanita itu kemudian keluar dan menyampaikan sekaligus mengundang ketiga tamu tersebut masuk ke dalam rumah.

 

Maaf kami semua tidak bisa masuk bersama – sama ; kata pria itu secara bersamaan

 

Lho kenapa ? tanya wanita itu dengan heran

 

Salah seorang pria itu berkata ; Perkenalkan yang disamping kanan saya bernama Kekayaan, yang disebelah kiri saya bernama Kesuksesan sedangkan saya bernama Kasih Sayang

Sekarang coba tanya kepada suamimu ,siapa diantara kami yang akan dipilih untuk masuk kedalam rumahmu.

 

Wanita itu kembali masuk kedalam dan memberitahu pesan dari ttamu mereka . suaminya merasa heran juga…

Ooo kalo begitu coba kamuu panggil si Kekayaan masuk kedalam rumah, aku ingin rumah ini penuh dengan kekayaan.

Istrinya tidak setuju dengan  pilihan itu, ia bertanya, sayangku kenapa kita tidak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang dan pertanian kita.

 

Ternyata ,anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkansiapa yang akan masuk kedalam rumah . ayah,ibu, bukankah lebih baik jika kitamengajak si Kasih Sayang yang masuk kedalam rumah ini ? Rumah ini akan nyaman dan penuh dengan Kasih Sayang.

 

Suami istri itu setuju dengan pilihan buah hhati mereka. Baiiklah ,ajak si Kasih Sayang masuk kedalam rumah kita dan malam ini Si Kasih Sayang akan menjadi tamu kita.

 

Wanita itu kembali keluar untuk menemui tamu – tamu mereka dan bertanya ; siapa diantara kalian yang bernama Kasih Sayang ? dipersilahkan masuk sebagai tamu kehormatan dari kami.

 

Si Kasih Sayang bangkit berdiridann berjalan menuju kedalam rumah. Ternyata kedua pria berjanggut  lainnya pun ikut serta

 

Karena merasa ganjil , wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan Si Kesuksesan. Aku hanya mengundang si Kasih Sayang mengapa kalian berdua ikut bukankah kami harus memilih salah satu dari kalian?

 

Kedua pria berjanggut itu menjawab bersamaan. Kalau anda mengundang siKekayaan ataau si Kesuksesan maka yang lain akan tinggal diluar. Namun bila anda mengundang si Kasih Sayang maka kemanapun siKasih Sayang pergi kami akan ikut bersamanya. Dimanapun ada Kasih Sayang maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan turut menyertai. Sebab kami berdua sesungguhnya buta , hanya Kasih Sayang yang bisa melihat.”

 

Bapak ibu umat sedharma yang berbahagia

 

Kaitan cerita diatas dengan perayaan Pujawali Pura Kerta Jaya yang ke 57 dimana Pujawali Pura Kerta jaya yang jatuh pada saniscara keliwon wuku Krulut yang dikenal dengan Tumpek Krulut sesungguhnya merupakan Perayaan Hari Kasih Sayang menurut Hindu.

Sungguh luar biasa para pendahulu kita  didalam memilih hari Perayaan Pura ini sehingga kalo dimaknai secara mendalam bahwa kita diajarkan tentang bagaimana menumbuh Rasa Cinta Kasih, kasih Sayang didalam relung hati , relung kalbu yang paling dalam. Sesuai dengan ajaran Tat Twam Asi , Aku adalah Kamu dan Kamu adalah Aku. Aku dan Kamu bukanlah dalam wujud fisik tetapi Aku dan Kamu adalah Sang Atman yang menghidupi setiap makhluk hidup. Aku dan Kamu bersumber dari satu sumber yang sama yaitu Brahman.

 

Bapak , ibu umat sedharma yang berbahagia

 

Dengan tumbuhnya Rasa kasih sayang,rasa cinta kasih disetiap individu – individu maka akan terkoneksi jalianan kasih sayang untuk menciptakan keharmonisan sesuai dengan ajaran TRI HITA KARANA yaitu Hubungan yang harmonis dengan Ide Sang Hyang Widhi Wasa yang disebut Parahyangan, Hubungan yang Harmonis dengan sesama manusia yang disebut dengan Pawongan serta Hubungan yang Harmonis dengan alam semesta yang disebut dengan Palemahan.

 

Bapak ,ibu umat sedharma yang berbahagia

 

Jadi kasih sayang adalah sumber kebahagiaan itu sendiri yakinlah dimana ada kasih sayang pasti akan ada kebahagiaan. Contoh ; bila disebuah keluarga sering terjadi ribut bahkan keributan, dikit dikit ribut , tidak pernah ada damainya maka sudah pasti disana tidak ada kasih sayang , bila disana tidak ada kasih sayang maka kebahagiaanpun akan menjauh , boro – boro sukses apalagi kaya.

Maka maknailah Pujawali Pura Kerta Jaya dengan penuh pemahaman dan keyakinan bahwa siapa yang memiliki Kasih sayang didalam dirinya maka Kesuksesan dan Kekayaan adalah sebuah Keniscayaan untuk diraih dan dimiliki.

 

Bapak , ibu umat sedharma yang berbahagia

 

Tadi dalam rangkaian Pujawali Pura Kerta Jaya para pengurus banjar melaksanakan Pewintenan, mewinten pada dasarnya adalah untuk mensucikan diri secara sekala niskala sehingga para pengurus banjar mampu mengendalikan diri terutama ucapan didalam  memberikan pelayanan kepada umat sebanjjar tangerang.

Saat mewinten ada salah satu sarana yang bernama PEDAMBEL.  Pedambel terdiri dari Ceper berisi tangkih kecil berjumlah enam yang didalamnya berisa ; Rasa pahit , Rasa Asam, Rasa Pedas, Rasa Sepet, Rasa Asin dan Rasa Manis.

Terkait dengan Makna Pujawali Pura Kerta Jaya maka dapat diartikan

“ Bila kita tidak memiliki Kasih Sayang dalam diri kita maka Pahitnya kehidupan ini sangat sulit untuk kita perbaiki , apalagi kalo kita tidak pernah Tersenyum , Ramah dengan orang lain maka sukses dan kaya itu semakin jauh, ditambah lagi dengan seringnya kita berkata – kata pedas, sudah pedas sepet – sepet pula maka sudah pasti sukses dan kaya itu hanya mimpi , lebih – lebih kita senangnya bermalas – malasan , sibuk main game online, sibuk nonton drakor tidak mau Berkeringat sedikitpun maka kemiskinan dan pendiritaan adalah sebuah keniscayaan hidup Manis dan Harmonis hanyalah angan – angan semata.

Maka untuk menikamati kehidupan yang manis dan harmonis maka Kasih sayang adalah Faktor penentu, yang harus ada dan dimiliki oleh setiap individu – individu warga banjar tangerang , untuk itu sekali lagi Makna dari Pujawali Pura Kerta Jaya adalah Hari Kasih Sayang.

 

Demikian pesan dharma yang dapat dan bisa tityang sampaikan , semoga bapak , ibu berkenan mendengarkan kemudian bisa mengambil inti sari yang bermanfaat , yang tidak bermanfaat mohon abaikan saja. Kirang langkung ipun tityang ngelungsur geng rene pangampura.

 

Sebagai pengingat tityang sampaikan kata – kata bijak ;

Tidak masalah seberapa besar rumah kita, yang penting bahwa ada cinta di dalamnya.

Keluarga seperti ranting di pohon. Kita tumbuh di arah yang berbeda namun akar kita tetap satu.

OM SANTIH SANTIH SANTIH OM

 

Oleh : I Gusti Made Artha

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *