PHDI Banten

INDIK SOME RIBEK

Oleh: Ida Pandita Mpu Agra Dwijananda.

Om swastyastu,
Umat Sedharma, semoga kita semuanya ada dalam lindungan Ida Hyang Widhi Wasa, dijauhkandari Pandemi Covid 19, male petaka dande upadrawa, terepti maring Pesanakan serta murah rejeki.
Masih dalam siklus hari raya saraswaty, Setelah umat manusia mendapatkan Ilmu Pengetahuan melalui Saraswati dan Pengetahuan itu menjadi Pangeweruh yang menyejukkan, menyehatkan, menyegarkan seperti air/banyu. Dalam agenda melaksanakan “ Gangga Pratista” pada hari minggu Paing wuku Sinta dalam bahasa kitanya disebutkan dengan Banyu Pinaruh, dilanjutkan dengan pembagian “NASI DIRA” yang merupakan symbol dari kehidupan ketika air sudah mengalir, disitulah kita akan memperoleh Amreta, dalam konsep amerta, Nasi adalah proses awal bagaimana manusia itu menyambung kehuripan ( kehidupan ).
Maka tiba saatnya pada hari Soma Pon Wuku Sinta, dikenal dgn nama SOMA RIBEK. Yang mana merupakan hari yang penuh karunia sumber urip (Amertha).

TENTANG ETIMOLOGY
Soma= Senin
Ribek berasal dari kata Ri= Hari/Dina, dan kata Bek=Penuh

SUMBER SASTRA – SEBAGAI REFERENSI.
Menurut Teks Lontar Sundarigama, ada keterkaitan yang sangat erat antara Soma Ribek dan Dewi Sri. Yang berstanakan di Lumbung Padi, dan Pulu ( tempat beras )
Makna hari suci Soma Ribek. Hari Soma dengan dewanya Sang Hyang Wisnu, perwujudannya sebagai udaka (air) menjadi amertha pawitra. Hari Pon dengan dewanya Sang Hyang Mahadewa, sebagai perwujudan apah (marutha) menjadi amertha kundalini. Sementara wuku Sinta dengan dewanya Sang Hyang Yama sebagai perwujudan dari agni (api) menjadi amertha kundalini.
Ketiga amertha itulah dibutuhkan oleh kehidupan semua makhluk di dunia, khususnya manusia.

LOKASI PEMUJAAN YADNYA
Disebutnya hari Soma Ribek sebagai hari penegdegan Batara Sri atau piodalan beras dan Padi karena pelaksanaan upacaranya menggunakan beras. Beras merupakan simbol amertha.
Berdasarkan Teks Lontar Pawukon menjelaskan dalam hari Soma Ribek, umat Hindu akan melaksanakan upacara di lumbung (tempat penyimpanan padi) serta pulu (tempat penyimpanan beras)
.
SARANA UPAKARA.
Sarana upakara-nya, nyanyah geti-geti, gringsing, raka-raka sake sidan, pisang emas dan bunga-bunga yang harum.

TENTANG ETIKA
Yang menarik, pada hari suci Soma Ribek ada tradisi berpantang untuk menumbuk padi dan menjual beras. Bahkan, di beberapa tempat, selain menumbuk padi dan menjual beras, juga dipantangkan mengetam padi, menyosoh (nyelip) gabah, memetik buah-buahan atau sayuran, menjual hasil pertanian utamanya bahan pangan. Malah, ada juga yang berpantang memberi atau meminta bahan pangan kepada orang lain.
Pantangan untuk tmenumbuk padi dan menjual beras ini tersurat dlm lontar Sundarigama:


IKANG WANG TAN WENANG ANUMBUK PADI, ANGADOL BERAS, KATEMAH DENING BHATARA SRI, PAKENANIA WENANG NGASTUTI RING SANG HYANG TRI PREMANA, ANGISEP SARI TATWA ADNYANA, AJE ATURU RING RAHINENE.
Yang artinya: Umat manusia tidak dibenarkan menumbuk padi, menjual beras, yang melanggar pantangan itu dinyatakan akan tiada mendapat anugerah Ida Batara Sri. Sepatutnya memuja Sang Hyang Tripramana, menyerap sari tattwa jnana, dan jangan tidur di siang hari.

SARAN YANG PATUT UNTUK DILAKUKAN
Saat hari suci Soma Ribek adalah memuja Sang Hyang Tripramana (Dewa penguasa tiga situasi dunia) yakni kenyataan, tanda-tanda dan falsafah agama (tatwa). Dan tidak tidur di siang hari, dimaksudkan agar manusia bekerja dengan penuh semangat dan tidak malas.
Hari suci Soma Ribek sebetulnya sebagai HARI PANGAN STYLE BALI.
Pada hari itulah orang Bali disadarkan tentang betapa pentingnya pangan dalam kehidupan ini. Tanpa pangan manusia tidak bisa hidup dan menjalani kehidupannya. Karenanya, manusia pantas berterima kasih dan mengucap angayubagia ke hadapan Sang Pencipta atas karunia pangan yang melimpah. Adanya pantangan tidak menumbuk padi serta menjual beras saat Soma Ribek lebih sebagai bentuk sederhana dari penghormatan atas karunia pangan dari Sang Maha Ada.

Mpu masih ingat, pare penglingsir yg ada di desa mewanti wanti mengingatkan kita agar jangan sampai MEURUP-URUP, dalam istiah modern BARTER contohnya Nangkeb be pindang aji Beras, meli uyah yang ditukar dengan beras dsbnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *