PHDI Banten

Presiden: Perbedaan Bukan Penghalang untuk Hidup Rukun

(Foto: Presiden Joko Widodo bersalaman dengan para Pinandita (pemangku) pada acara Dharmasanti Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940, di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur)

Jakarta – Perayaan hari suci Nyepi memberikan inspirasi untuk selalu menjaga keharmonisan hidup sebagai jalan menuju kebahagiaan. Dalam Tri Hita Karana, umat Hindu juga diajarkan untuk menjaga keharmonisan dengan sesama dan alam lingkungan di sekitar sebagai perwujudan Sraddha Bhakti pada Tuhan.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan pada acara Dharmasanti Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1940. Perayaan ini dihelat di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, 7 April 2018.

Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

“Umat Hindu juga diminta untuk selalu memegang teguh ajaran Wasudewa Kutum Bhakam, kita semua bersaudara. Yang menekankan arti penting persaudaraan yang sejati karena kita semua berasal dari sumber yang sama yakni dari Tuhan yang Maha Esa,” ucap Kepala Negara, Sabtu (7/4).

Presiden yang hadir bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengingatkan, bahwa bangsa Indonesia dianugerahi oleh Tuhan sebagai bangsa yang majemuk, dengan 714 suku yang tersebar di 17 ribu pulau dengan agama, bahasa, dan seni-budaya yang berbeda-beda. Oleh karenanya, perbedaan latar belakang agama, suku, dan budaya bukanlah penghalang bagi kita untuk bersatu dan hidup rukun dalam keharmonisan.

“Perbedaan juga bukan penghalang untuk hidup saling menghormati, saling membantu tolong menolong dan membangun solidaritas sosial yang kokoh,” ujar Presiden.

Presiden juga menegaskan, bahwa perbedaan itu tidak harus diseragamkan, tidak juga harus ditiadakan atau bahkan dilenyapkan. “Semua perbedaan dan keragaman itu justru harus diikat oleh persaudaraan sejati, diikat oleh kebersamaan, diikat oleh kesadaran yang kuat bahwa kita adalah sebangsa dan setanah air,” ujar Presiden.

Oleh karena itu, Presiden meyakini, bangsa Indonesia akan tetap berdiri kokoh sampai berwindu-windu lamanya asalkan semua elemen bangsa bersatu. “Bersatu menghadapi kebodohan, bersatu menghadapi kemiskinan dan keterbelakangan, bersatu untuk menjadikan negara yang kita cintai bersama menjadi negara maju, negara pemenang, negara yang berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” tutur Presiden.

Source: republika.co.id, detik.com, antaranews.com, dan kompas.com

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *